Sunday, February 28, 2010

Homestay


Oleh: Herli Salim
Mediator Sister School

Homestay berasal dari dua kata “home” dan “stay”. Secara harfiah artinya “tinggal/menetap di rumah”, dalam kegiatan sister school hal ini bermakna tinggal bersama dalam kurun waktu tertentu di rumah keluarga Australia. Dengan menjalani homestay anda akan mengalami secara langsung bersentuhan dengan budaya Australia, sehingga anda akan mengasah kemampuan komunikasi dalam bahasa Inggris dan meningkatkan pemahaman kebudayaan Australia. Dalam kegiatan sister school biasanya sekolah Australia sudah memiliki keluarga yang menyatakan kesiapan untuk menerima siswa Indonesia untuk tinggal bersama keluarganya, keluarga ini dinamakan “host family”. Guru Australia akan memasangkan (pairing) anda dengan siswa Australia. Kriteria pemasangan sangat baik bila sudah ada hubungan korespondesi sebelumnya, bila tidak sepenuhnya akan ditentukan oleh guru Australia. Selama anda melakukan pertukaran pelajar anda akan membayangi (shadowing) siswa Australia. Berangkat ke sekolah, belajar di kelas dan dan pulang dari sekolah bareng dengan pasangan anda. Anda akan tinggal di host family yang tentu saja memiliki budaya yang berbeda dengan kebiasaan keluarga anda di Indonesia. Ada beberapa hal yang hendaknya dapat menjadi pegangan supaya tidak terjadi salah paham.

Kemandirian

Siswa peserta sister school hendaknya mandiri. Ketika anda tinggal homestay buang jauh-jauh kebiasaan anda jadi anak mamih, yang segalanya bisa selesai dengan berteriak memanggil pembantu: Bibi…! Maka semua keperluan anda akan segera siap. Kemandirian ditunjukan dalam hal menyiapkan kepentingan sendiri seperti menyiapkan makan, cuci piring, atau bila makan malam dan host family masak maka anda harus menawarkan diri untuk ikut membantu karena pada umumnya keluarga di Australia tidak terbiasa mempekerjakan pembantu rumah tangga. Anda harus pro-aktif dan oleh karenanya mesti bertanya pada host family: “What can I do for you, madam?” “ Do you need help?” “Do you need a hand?”. Atau bila makan pagi: “How can I prepare my meal?” Selesai makan jangan lupa cuci piring, syukur-syukur kalau anda mau bantu nyuci peralatan dapur. Bangun tidur mesti segera rapihkan tempat tidur. Kalau anda merasa bangun lebih awal karena harus solat subuh maka hendaknya anda tidak ribut sehingga bisa membangunkan anggota keluarga.

Hemat Air

Di Kota Melbourne sedang diterapkan hemat air (water restriction). Saat ini sudah stage 4a artinya air tidak bisa dipakai untuk mencuci mobil dan menyiram taman sembarangan. Tanaman disiram dalm waktu tertentu, malah ada jadwalnya. Bila anda mandi jangan berlama-lama di shower, efektifkan dalam penggunaan air, mandi yang cepat biasanya cukup 5 menit saja. Orang Indonesia terkenal boros dalam menggunakan air. Bila anda berwudlu anda juga harus tampak elegan, untuk menujukan hal itu jangan sampai mengangkat kaki masuk wastafel. Cukup kaki diusap saja pakai tangan yang sudah dibasuh air. Usahakan juga jangan banyak ciparatan air di lantai. Gunakan tissue untuk mengeringkan air tersebut. Penggunaan toilet seat juga jangan sampai banyak cipratan air ke lantai gunakan yang sebersih dan sebaik mungkin. Usahakan toilet selalu kering dan bersih setelah anda gunakan. Keluar kamar mandi harus sopan, berpakaian rapih. Jangan sampai anda keluar kamar mandi hanya dengan menggunakan handuk yang anda lilitkan di pinggang. Aduh…porno deh!

Cenderamata

Orang Australia senang juga diberi cenderamata. Apalagi yang sesuai dengan kegemaran mereka. Rata-rata mereka senang terhadap corak etnik atau yang asli Indonesia. Bahan seperti taplak meja, bed cover, batik, kain kebaya yang berkualitas tinggi sangat mereka sukai. Atau cenderamata yang bergaya anak muda seperti kaos , topi, pulpen, yang khas etnik Indonesia. Cenderamata berunsur kain mudah membawanya karena packingnya gampang. Imigrasi akan menolak souvenir yang terbuat dari unsur kayu atau kulit karena dianggap membawa potensi penyakit yang bisa merusak alam Australia. Bila mau membawa souvenir yang mengandung unsur ini anda harus isi “declaration form” (form deklarasi) di pesawat sebelum anda mendarat dan di bandara anda masuk jalur “declaration” nanti barang tersebut akan diperiksa oleh petugas imigrasi. Cenderamata dapat anda berikan ke host family dan ke teman anda ketika anda tiba di rumah atau ketika anda melakukan perpisahan.

Kegiatan host family

Bila host family ada kegiatan piknik dan mereka mengajak anda, maka jangan menolak. Bahkan lakukan loby kepada teman pasangan Australia anda / anak host family, kalau-kalau anda mesti sharing dalam pembiayaan. Bila host family berkebun anda juga ada baiknya membantu sambil mengakrabkan diri berkebun ala Australia. Pokoknya anda harus aktif. Biasanya anda pergi dan pulang sekolah dijemput bareng dengan anak host family. Oleh karena anda yang ikut ke mobil mereka maka anda yang harus sigap cepat masuk mobil. Jangan anda yang ikut tapi host family malah lama menunggu anda. Bila tidak ada jemputan maka anda harus siap membeli karcis Metcard atau Myki . Silakan tanya pada pasangan anda mengenai hal ini. Jadi anda mesti mengembangkan etika sensitive: apa yang membuat host family bisa senang ke anda atau anda mesti ngerti perasaan mereka tanpa mereka harus mengatakan pada anda. Ingat lho, anda itu duta bangsa!

Dimanapun anda ditempatkan oleh guru Australia maka harus anda terima dengan rela hati. Alam dan tata cara hidup Australia sangat berbeda dengan Indonesia. Apapun yang anda temukan harus anda maknai secara bijaksana bahwa untuk hal itulah anda melakukan home stay dan anda mesti memetik hikmah tertinggi dari kegiatan ini (HS. 2010).

Saturday, February 27, 2010

Perpaduan Budaya dalam Sister School Relationship


Benchmarking atau penyamaan standard pendidikan via sister school relationship ternyata memadukan juga budaya dua negara. Bagaimana budaya Indonesia dan Australia bisa saling memahami sehingga berujung pada keharmonisan hubungan bahkan meningkatnya persahabatan. Orang Indonesia itu hidup dalam budaya kolektivitas dan gotong royong sementara orang Australia terbiasa hidup secara individual dan merencanakan sesuatu jauh hari sebelumnya. Tulisan ini sekedar mau urun rembug apa sajakah yang semestinya menjadi perhatian jika anda mau ke Australia dan juga ke Indonesia.

Menghormati tamu bagi orang Indonesia merupakan keharusan bahkan hal ini merupakan amal soleh. Bagian dari refleksi ajaran agama. Keluarga yang kedatangan tamu akan berupaya sekuat tenaga untuk memberikan penghormatan, apakah melalui penerimaan sikap yang ramah maupun dengan menyajikan jamuan yang istimewa. Bahkan keluarga Indonesia selalu berkeinginan supaya tamunya itu makan dulu. Makan disini artinya makan besar dengan nasi dan segala lauk pauknya. Penghromatan ini akan berlanjut bahkan sampai pada mentraktir atau mengongkosi setiap biaya tamu. Dalam tingkatan formal, tamu Australia akan disambut dengan upacara adat, pengalungan bunga, ada undangan, ada spanduk, acara khusus, tamu akan diantar dan diberi fasiltas khusus, dan hal-hal lain untuk menujukan ekspresi penghormatan.

Nah tidak demikian dengan anggapan kebanyakan orang Australia. Tamu dapat saja dijamu tapi tidak mesti habis-habisan. Yang sederhana dan terjangkau saja. Bahkan terkesan seperti seadanya saja. Pernah penulis bertamu ke suatu keluarga Australia: disuruh masuk saja tidak, hanya ngobrol di depan pintu, padahal obrolan itu cukup lama dan serius. Atau pernah juga penulis menjalani obrolan yang cukup lama sambil bertamu, air minum saja tidak disuguhkan/disajikan. Jadi orang Indonesia yang pernah menjamu mati-matian orang Australia sebaiknya tidak berharap akan memperoleh balasan ketika anda bertamu ke Australia. Ini tidak akan terjadi karena beda persepsi. Mengadakan acara secara besar-besaran bukan gaya orang Australia. Mereka lebih senang pada hal yang praktis dan sederhana yang penting substansinya dapat tercapai, dan itu tidak mesti harus tampil dengan acara yang meriah dan penuh dengan gebyar-gebyar.

Membuat janji bagi orang Indonesia berkecenderungan seperti mengutarakan “niat” (intention), mau dikerjakan syukur tidak juga tidak apa-apa, terkadang tidak seperti keharusan, janji masih dalam tarap mengazam atau mengangankan. Artinya tidak dengan sepenuh hati dikerjakan. Bisa saja janji yang sudah dibuat dengan orang Indonesia pada saat terakhir berubah karena ada acara lain atau karena ada hal lain yang mendadak atau lebih penting. Sedangkan, buat orang Australia membuat janji sama dengan commitment (kesadaraan penuh untuk mengerjakan hal itu) segenap daya dan upaya akan dikerjakan, jadi meskipun ada sesuatu kecuali bukan luar biasa atau musibah maka janji itu akan terus dikerjakan. Atau bila ada acara lain yang datang maka acara yang datang kemudian akan ditata. Untuk orang Australia tidak mengenal kata Insya Alloh atau bila tuhan menginjinkan. Jadi untuk yang satu ini mesti hati-hati bila berjanji, karena akan menyangkut keseluruhan performance bahkan kepercayaan anda akan sangat tergantung dari janji yang anda buat dan bisa anda tunaikan.

Menyelenggarakan acara bagi orang Indonesia adalah selalu formal, bentuk upacara ,meriah symbol, spanduk, tarian, susunan acara, selalu ada jamuan dan biasanya ada panitianya, bahkan sering didahului dengan adanya proposal kegiatan. Mengadakan acara bagi orang Australia, non formal, simple, substansial. Bagi orang Australia, acara terselenggra tidak secara formal bahkan undanganpun cukup via telpon, konsumsinya pun cukup minum kopi, dan setiap orang adakalanya harus bawa cangkir sendiri dan melayani diri sendiri, jadi semua serba mandiri, meskipun anda tamu, anda tidak akan dilayani seperti halnya di Indonesia, akan sangat kecele banget bila anda menunggu dilayani karena tidak aka ada pelayan yang akan melayani anda.

Penggunaan internet bagi siswa Indonesia sangat bebas bahkan cenderung tidak ada aturan yang jelas dari sekolah, siswa bisa mengakses secara bebas di sekolah situs apapun. Siswa bisa saling bebas tukar menukar email di sekoalah. Bagi siswa Australia alamat email sangat bernilai privacy tinggi sehingga tidak setiap orang dengan sangat mudah memberikan alamat email bila anda belum punya hubungan dekat. Departemen Pendidikan Victoria bahkan memblokir situs jejaring social tertetu dan melarang penggunaan blog di sekolah. Namun ini sifatnya sangat kasuistis, artinya tidak berlaku di semua sekolah. Konon ini dilakukan untuk menghindari siswa dari pelecehan moral, dan social (student abuse) atau siswa memperoleh kejahatan / kenakalan lewat internet (internet bullying). Banyak kasus di Australia pornografi yang bermula dari penggunaan internet.

Memfoto siswa atau guru di lingkungan sekolah juga sesuatu yang harus hati hati di Australia. Anda mesti bertanya dulu apakah bisa memotret di lingkungan sekolah atau tidak. Pada umumnya anda bisa memotret tapi nama siswa jangan dicantumkan di foto. Lain halnya dengan di Indonesia siswa bisa leluasa mejeng dengan menggunakan kamera, jepret sana jepret sini, seperti semuanya tanpa ada aturan yang melarang hal itu.

Apa yg harus anda lakukan? Sebaiknya anda selalu berhati-hati. Senatiasalah minta ijin terlebih dahulu ketika akan memotret di sekolah juga ketika di luar sekolah. Hal ini bagian dari privacy. Begitu juga ketika anda meminta nomor telepon hp atau alamat email. Memang kondisi seperti ini tidak berlaku secara umum namun fakta tersebut ada di masyaralkat Australia. Ada baiknya bila hal ini dikenali dan kita berhati-hati dalam bertindak sebelum hal ini berkembang menjadi isue yang besar ( HS. 2010)

Thursday, February 18, 2010

Persiapan bila mau ke Australia


Persiapan bila mau ke Australia

Tulisan ini akan memfasiltasi sekolah yang berniat untuk mengirim siswanya ke Australia. Semua yang dibahas di artikel ini adalah hal-hal yang seyogyanya dapat anda siapkan di Indonesia, terutama menjelang kebeberangkatan anda. Banyak hal yang mesti disiapkan namun tulisan ini hanya mau membahas yang essensial saja. Hal ini akan meliputi komitmen kegiatan, pembuatan paspor, pelaporan ke Sekertariat Negara/Diknas Jakarta, pemesanan tiket, dan persiapan keberangakatan.

Komitmen Kegiatan

Sekolah Indonesia yang saat ini sedang menjalin atau sudah ada kontak dengan sekolah Australia dapat memenuhi kriteria untuk melakukan persiapan students exchange /pertukaran pelajar dan bisa melakukan persiapan keberangkatan ke Australia. Keberangkatan ke Australia merupakan kegiatan belajar bukan piknik atau tour. Para peserta akan ditempatkan di rumah orang tua siswa Australia (Host family). Bilamana tidak terdapat host family, maka peserta hendaknya menyiapkan diri untuk tinggal di hotel/hostel/apartemen. Selama berada di Australia, mereka akan belajar di sekolah Australia dengan cara membayangi siswa Australia (shadowing).

Orang Australia pada umumnya sangat memegang teguh komitmen (janji). Janji mereka adalah sesuatu yang harus mereka bela dengan sekuat tenaga untuk dikerjakan. Misalnya, bila mereka mau menyatakan akan datang ke Indonesia saat liburan, maka secara perlahan-lahan mereka berpikir dan bertindak dan menyiapkan diri supaya janji mereka itu bisa dilakukan. Mereka tidak mengenal perubahan yang mendadak karena ada sesuatu yang lebih penting (kecuali ada post major/kejadian bencana). Apalagi sampai membatalkan janji mereka. Bagi mereka sesuatu yang datang belakangan setelah janji mereka, maka akan mereka tolak, atau mereka akan mengurutkan hal itu. Bagi kebanyakan orang Australia tidak ada yang namanya last minute change (perubahan mendadak). Semuanya, serba terencana dan dikerjakan secara bertahap. Nah, bagaimana dengan orang Indonesia? Tentu, anda harus menyiapkan diri dan menyesuaikan mental anda seserasi mungkin dengan mereka.

Komitmen yang harus anda katakan ke orang Australia adalah: kapan anda mau datang ke Australia? Karena ini acara students exchange, kedatangan anda harus saat ada pembelajaran di Australia. Kedatangan anda biasanya dimanfaatkan untuk melatih siswa Australia sebelum mereka ujian lisan Bahasa Indonesia. Sistem periode belajar di Australia berdasarkan term. Satu term sama dengan tiga bulan masa belajar. Jadi satu tahun akademik/pelajaran ada empat term. Berikut ini pembagian term di Australia:

Term 1: 2 February – 3 April

Term 2: 20 April – 26 Juni

Term 3: 13 Juli – 18 September

Term 4: 5 Oktober – 18 Desember

Lebih lanjut tentang hal ini silakan baca:http://smansarob.blogspot.com/2009_05_01_archive.html

Jadi, anda mesti menentuklan kapan (term berapa anda akan datang ke Australia?).

Pembuatan Paspor

Paspor merupakan KTP atau tanda pengenal bagi orang yang berpergian secara internasional. Anda bisa membuat paspor di Kantor Imigrasi Indonesia terdekat. Silakan anda mulai mencari dimana hal itu ? Ada dua jenis paspor: dinas(warna biru) dan bukan dinas(warna hijau). Paspor dinas biasanya biayanya lebih murah, sedangkan paspor non dinas ada tarifnya. Untuk bisa membuat paspor dinas biasanya harus ada dokumen resmi, misalnya surat undangan dari Australia atau surat tugas dari sekolah atau dari departemen pendidikan setempat. Paspor dinas tidak dikenakan biaya oleh keduataan Australia ketika mengajukan visa, sedangkan paspor non dinas anda harus membayar sesuai ketentuan mereka. Paspor dinas tidak membayar biaya fiskal karena anda melakukan tugas dari Negara, untuk itu usahakan memiliki keterangan bebas fiskal dari Setneg via Diknas Jakarta. Paspor hijau anda mesti bayar biaya fiskal kecuali anda punya kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Pembuatan paspor perlu waktu sekitar satu bulan, juga pengajuan visa perlu waktu sebulan. Pengajuan visa baru bisa dilakukan bila paspor sudah ada. Nah, kan betul… semua perlu jenjang waktu. Tidak bisa main dadakan!

Pelaporan ke Sekertariat Negara/Diknas Jakarta

Seperti sudah dikatatakan di atas, anda sebaiknya menggunakan paspor dinas saja. Biaya lebih hemat dan ini kegiatan formal sekolah. Anda mesti lapor ke Setneg/ Diknas Jakarta. Hubungi Biro Kerjasama Luar Negeri Diknas di Senayan Jakarta. Mengurus surat ke kantor ini perlu tenaga ekstra dan biaya. Anda mesti harus siap cape, stress bulak-balik mengecek, makanya mesti jauh hari. Perlu waktu yang cukup. Jangan mendadak. Sebaiknya anda sudah punya tanggal kapan ke Australia, sehingga sekolah Australia bisa segera membuatkan undangan untuk anda. Undangan ini akan sangat bermanfaat baik untuk ke Setneg maupun ke Kedutaan Australia ketika anda mengajukan visa. Visa atau surat ijin masuk ke Negara tertentu diberikan oleh kedutaan bila anda memiliki dokumen perjalanan yang lengkap, resmi, dan bertujuan. Khusus untuk masuk Australia undangan sekolah Australia akan sangat bernilai dan terpercaya sekali di mata Kedutaan Australia. Ini bahkan akan melancarkan pembuatan visa anda!

Pemesanan tiket

Pemesanan tiket mesti juga diselenggarakan sejak awal. Anda bisa menghubungi travel agen/biro perjalanan. Tanyalah kapan penerbangan lagi sepi (low season) sehingga tiket jadi murah. Ini biasanya saat bukan libur. Lihat pembagian term di atas. Hindari pemesanan tiket saat libur (peak season) karena harga tiket akan mahal. Anda bisa terbang langsung ke Melbourne bila menggunakan Garuda Indonesia Airways, atau ada ada juga Garuda yang ke Melbourne via Denpasar/Bali. Sebaiknya, pesanlah tiket yang penrbangan langsung (direct flight) Jakarta – Melbourne. Pesan dan lihat-lihat dulu ke biro perjalanan boleh-boleh aja. Anda re-booking /pesan ulang bila anda belum dapat visa. Lagi-lagi mesti sejak awal ajukan visa jangan mepet. Bisa stress!

Persiapan keberangakatan

Grup siswa yang akan berangkat hendaknya sudah diberi arahan oleh sekolah. Apa dan bagaimana hidup di Australia sebagai duta bangsa. Apa yang boleh dan tidak boleh. Ini diberikan hendaknya jauh hari sebelum keberangkatan ke Australia. Bahkan sebaiknya para siswa berlatih diri kesenian/ tarian/ untuk dipentaskan di Australia. Persiapan yang harus dilakukan secara pribadi adalah: ada dua tas. Satu tas akan masuk ke bagasi pesawat. Berat tas ini maksimal 20 kg. Berilah label pada tas ini: nama, dan alamat anda di Australia (gunakan alamat Konsulat RI di Melbourne). Satu tas lagi akan anda bawa ke kabin pesawat. Tas ini akan disimpan dekat tempat duduk anda di kabin pesawat. Taruhlah barang pribadi yang mau anda pakai di tas ini. Tapi jangan bawa barang cairan, silet, gunting, cutter dll. Ini dilarang!!! Berat tas ini maksimal 8 kg. Jangan lupa siapkan map dokumen dan alat tulis di tas ini. Anda akan banyak menggunakan pulpen untuk pengisian dokumen selama dalam perjalanan. Anda sudah seharusnya selalu taat pada pimpinan rombongan. Anda tidak disiplin maka rombongan akan kena akibatnya, bahkan penerbangan akan kena akibat kelakukan anda. Sebaiknya tas kabin anda beri identitas juga. Hal ini untuk memudahkan identifikasi.

Nah, itu hal yang prinsip dan esensial. Hal lain yang lebih rinci dapat berhubungan dengan Guru Koordinator anda atau email saya di: herli_slm@yahoo.com.

Selamat merencanakan kegiatan, semoga lancar dan kesampaian, semoga selamat ketika berangkat begitupun ketika pulangnya. Yes !!! ( Kiriman: Herli Salim-Mediatior)

Monday, January 11, 2010

Bu Rebecca ke SMAN 1 Serang

Hallo warga Smansa Serang! Bu Rebecca dari Mac Rob Girls' High School, Melbourne, Australia mau berkunjung ke Smansa pada hari Kamis, 14 Januari 2010. Agenda beliau adalah menindak lanjuti kunjungan Kepsek Smansa, Pak Aziz, yang pernah berkunjung ke Melbourne pada tahun 2008. Saat ini Ibu Rebecca ingin menjajagi peningkatan kerjasama antar kedua sekolah tersebut. Beritahu alumni EFL 2008. Ayo warga smansa persiapkan dirimu! (HS. 2010)

Friday, November 20, 2009

Menatap Orang Australia dari Dekat



Pikiran Rakyat, Rabu, 18 November 2009

Deddy Mulyana, Dekan Fikom Unpad, kini Guru Besar Tamu di Monash University, Australia.

JIKA Anda datang ke Australia, jangan coba-coba membangga-banggakan jabatan yang Anda sandang di Indonesia. Warga Australia tidak akan terkesan dengan status Anda. Ini karena warga Australia menganut egalitarianisme (paham kesederajatan) yang sudah mengakar. Karena pergaulan mereka dengan warga Australia, banyak pemukim Indonesia yang sudah mencerap nilai ini. Maka jika Anda presiden direktur, jenderal, pengusaha besar, profesor, anggota DPR, atau selebriti, Anda tak perlu kecewa jika di negeri kanguru Anda tak dikerubungi orang-orang, atau bahkan tak diperkenalkan resmi dalam pertemuan informal yang kebetulan Anda hadiri. Apalagi jika Anda sekadar anak pejabat, anak pengusaha besar atau anak orang terkenal.

Nilai budaya kolektivistik yang dianut orang Indonesia membuat status istimewa seseorang di Indonesia menular juga kepada semua anggota keluarganya, sehingga seseorang merasa bangga karena orang tuanya atau kerabat dekatnya punya status istimewa. Maka prestasi seseorang di Indonesia sering bersifat bawaan (being), berbeda dengan di Australia dan di banyak negara Barat lainnya yang individualistik yang mengasumsikan bahwa prestasi seseeorang itu diciptakan, diperoleh atau menjadi (becoming), yakni apa yang telah orang itu lakukan dalam kehidupan.

Untuk menunjukkan sikap egaliter, orang Australia sering melakukan sapaan kasar "G’day, mate, how are you?" yang diikuti dengan tepukan di punggung mitranya. Orang non-Australia boleh jadi menganggap tindakan ini menghina atau meremehkan. Kesederajatan yang mereka anut juga tercermin dalam cara orang-orang memanggil atasan mereka, yakni dengan nama pertama, suatu hal yang jarang terjadi di Indonesia. Bahkan, mahasiswa di berbagai universitas di Australia pun lazim memanggil dosen mereka dengan cara itu, misalnya saat mahasiswa menyapa dosennya, "Hi, Peter, how is it going?" Mahasiswa tak perlu membungkuk, apalagi mencium tangan profesornya, seperti yang sering terjadi di beberapa universitas di Indonesia. Begitulah ketika tempo hari saya pertama kali berjumpa dengan Chris Nash, seorang profesor Jurnalistik Universitas Monash di Kampus Caulfield, yang mengenakan anting di telinga kirinya, kami pun langsung menyapa satu sama lain dengan nama pertama.

Sebagai peminat komunikasi lintas budaya, saya lihat cara orang Australia berkomunikasi agak berbeda dengan pembicara Inggris British ataupun pembicara Inggris Amerika. Bahasa Inggris Australia jelas lebih mirip dengan bahasa Inggris British daripada dengan bahasa Inggris Amerika, karena Australia adalah negara persemakmuran Inggris (Britania Raya). Dapat dikatakan bahasa Inggris British adalah cikal bakal bahasa Inggris Australia, karena nenek moyang orang Australia berkulit putih umumnya datang dari Britania Raya. Akan tetapi, selain terdapat kata-kata khas Inggris Australia, pengucapan Inggris Australia juga lain. Mereka, terutama yang kurang terdidik, mengucapkan kata today sepeti to die, sehingga kita akan kaget jika mendengar seorang Australia berkata, "I am going to the hospital to today (yang kedengarannya to die)."

Meskipun dalam banyak segi, bahasa Inggris Australia mirip dengan Inggris British, ekspresi khas Australia juga berhamburan. Frase dan kata-kata berikut lazim terdengar: no worries (jangan khawatir), mate (teman pria); rubbish (sampah); biscuits (kue), dan chemist (apotik). Orang Australia juga gemar memendekkan kata-kata, misalnya university menjadi uni, kindergarten menjadi kindi, television menjadi teli, dan beautiful menjadi beaut. Pengumuman di tempat publik bersifat langsung dan singkat, tidak berbasa-basi atau berbunga-bunga, seperti di Inggris. Di kereta api, misalnya terdapat pernyataan, "No smoking," (Dilarang merokok) "No Litering" (Dilarang membuang sampah), dan "You must have a valid ticket to travel on this train" (Anda harus punya tiket yang berlaku untuk naik kereta ini). Bandingkan dengan pengumuman di Inggris, misalnya "We regret that in the interest of hygine dogs are not allowed on these premises" (Kami menyesal bahwa demi kesehatan, anjing tidak diizinkan di tempat ini), yang bisa dipendekkan: "Video controlled" ("Diawasi video"). Kelugasan orang Australia juga terkadang vulgar. Misalnya di Huntingdale, ada sebuah baliho besar yang bertuliskan (maaf), "Making Love? Do it longer! Call or sms ’Try’ 1800711711."

Dapat disimpulkan,orang Australia sangat lugas. Sikap ini dapat membuat orang asing, termasuk orang Amerika sekalipun, merasa diserang, misalnya dengan ucapan mereka "You don’t know what you’re talking about". Di Victoria Market di Melbourne, di sebuah kafe saya menyaksikan seorang perempuan bule yang mengembalikan roti lapis yang baru dibelinya, tampaknya karena rasanya kurang enak. Ia berteriak, "It is disgusting!". Uangnya dikembalikan oleh si bos perempuan. Suaminya yang ikut melayani pembeli berteriak, "Don’t ever come back!" Luar biasa, ini suatu kejadian yang seumur hidup saya tak pernah saya saksikan di Indonesia. Saya yang memesan fish ’n chips seharga 15 dolar Australia (sekitar Rp. 130.000,00) tak dapat membayangkan bahwa saya akan mengembalikan makanan itu karena rasanya tidak sesuai dengan selera, baik di Australia, apalagi di Indonesia. Pelajaran lain yang dapat diambil dari kejadian itu adalah betapa hak konsumen begitu besar di negeri ini. Dalam banyak kasus, konsumen boleh mengembalikan barang bukan makanan yang sudah dibeli asalkan belum dipakai.

Bagi orang berkomunikasi konteks tinggi (penuh dengan basa-basi, tak langsung, untuk menjaga harmoni) seperti orang Indonesia dan orang Jepang, orang Australia yang berbicara linier, langsung, lugas, dan faktual seperti ini bisa dianggap sebagai orang yang tidak punya perasaan. Dalam sebuah literatur dilukiskan, seorang manajer Jepang mengunjungi Australia dalam bisnis. Ia meminta seorang sejawat Australia menjelaskan suatu prosedur baru kepadanya. Orang Australia mengatakannya dengan cepat, persis, dan dari awal, bagaimana prosedur itu bekerja, menunjukkan beberapa problem yang mungkin, dan bertanya bila ia punya pertanyaan. Manajer Jepang itu merasa bahwa ia diperlakukan seperti anak kecil, dan bahwa orang Australia itu tidak punya pertimbangan atas perasaannya.

Menarik bahwa meskipun orang-orang Australia tidak banyak berbasa-basi, mulut mereka kurang terbuka saat berbicara dibandingkan dengan orang Amerika. Sebuah anekdot menyebutkan bahwa hal ini berkaitan dengan fakta bahwa beberapa abad lalu nenek moyang mereka datang ke Australia sebagai tahanan, bukan sebagai orang merdeka, sehingga mereka tidak bebas bicara dan sering menutup mulut. Cara bicara suatu bangsa atau suatu suku boleh jadi dipengaruhi faktor-faktor historis, kultural, dan geografis. Misalnya, konon orang Batak berbicara keras karena dulu nenek moyang mereka tinggal berjauhan di gunung dan lembah; orang Riau Kepulauan berbicara serupa karena suara mereka harus mengatasi suara ombak dan angin. Sementara itu, orang Padang berbicara keras karena mereka pemakan cabai. Ada pun orang Arab berbicara keras, karena Ada pun orang Arab berbicara keras, karena lingkungan mereka yang gersang. Wallahu’alam (HS,2009)